#MotherOfPanikDay

"Mampus gue! listrik nunggak tiga bulan, ban bocor, kiriman belum datang, gebetan entah kemana, pacar nggak punya"

hari ini cuchok nya gue kasih hestek #MotherOfPanikDay. iya, hari ini begitu banyak keadaan yang teramat kampret yang membuat gue panik dengan sempurna  harus gue lalui... sendiri... awalnya. 
***
pagi ini gue lagi ketawa sambil jerit-jerit sendiri di rumah sambil baca buku nya KancutKeblenger--digital love-- yang baru aja gue beli semalam. bermodalkan sekantong jengkol, gue nekat untuk menukar seperangkat jengkol yang telah di bungkus rapi dengan sebuah buku di TriMedia, Mall SKA. kalau kalian bertanya "mana yang lebih berharga; sekantong jengkol atau sebuah buku?", gue akui itu pertanyaan yang sulit untuk di jawab. bahkan gue pikir lebih mudah menjawab pertanyaan "mau nggak jadi pacar aku?" dari maudy ayunda atau nabillah. sekalipun itu raisa.

oke, lupakan jengkol itu. kembali ke leeeptop #MotherOfPanikDay

"tok.. tok.. tok.."
atas saran jamrud di lagu "waktu ku mandi", gue ngintip dari jendela kamar. pintu rumah gue di gedor dengan biadab oleh mas-mas bertampang mesum.

"yang punya rumah mana, buk?" tanya mas-mas bertampang mesum itu ke tetangga gue --lebih tepatnya ibu-ibu gaul sekitar rumah gue yang sedang ngegosip di bascamp nya (sebelah rumah gue)--

"pulang kampung, mungkin. kenapa?"

"ini, listriknya mau di putus. udah 3 bulan belum di bayar."

percakapan yang terdengar jelas ini mendarat dengan sempurna di pendengaran gue.

bangkit dengan rasa panik yang memuncak, akhirnya gue buka pintu menyambut maksud kedatangan mas-mas bertampang mesum itu.

"kenapa, mas?" tanya gue penuh kepanikan dengan nada (yang tetap sok) cool.

"ini surat pemberitahuan pemutusan listrik di rumah ini. udah nunggak 3 bulan", jawabnya dengan penuh birahi sembari memperlihatkan tititnya suratnya.

gue baca surat cinta pemutusan listrik itu dengan seksama.

"beri aku waktu, mas. beri aku waktu. tega kamu, mau mutusin hubungan kami yang udah 2 tahun 250 hari ini? tega kamu? tega?"

mas itu menundukkan kepala nya.

"ini tugas negara, dek. ini bukan semata-mata kehendak mas. mas harap kamu bisa ngerti."

"....."

"kamu masih bisa bayar tunggakannya hari ini sebelum mas putus, listriknya. tunggakannya 237ribu. asal, ada uang rokok buat mas. mas kan dapat uang (gaji) nya kalau berhasil memutuskan hubungan kamu dengan listrik yang udah 2 tahun 250 hari ini. jadi, kalau nggak di putus, mas nggak dapat apa apa.", katanya mengancam dan memberi solusi.

"oke, mas. oke. demi listrik ini, aku sayang dia. sayaaaaang banget." gue masuk lagi kerumah dengan niat mengambil uang (yang konon katanya) buat beli rokok.

"uang nya ada, kan?", mas kampret itu berusaha meyakinkan apa yang akan di dapatnya.

"ya. tunggu bentar, mas."

mau gue kasih berapa ni orang? atau gue kasih aja,ya, rokok konser ayu ting-ting kemaren malam?. dengan berat hati, gue kasih mas kampret-bertampang mesum itu uang 10ribu...

mas-mas kampret-bertampang mesum itu pun berlalu dengan wajah penuh kemenangan. belakangan gue tau nama mas itu, ajo. sepertinya dia adalah hasil kolaborasi sempurna dari seorang ayah yang berasal dari jawa dan ibu dari sumatera barat: bertampang mas-mas dengan panggilan ajo.

niat baik gue untuk pergi membayar listrik berbanding terbalik dengan sikap motor gue yang mempertontonkan kurangnya kadar angin pada bagian ban belakang. peristiwa ini biasanya di sebut: bocor. sebagian orang menyebutnya bochor, bahkan bocwor.. bocwor..

lagi lagi dengan berat hati, gue ngeluarin motor dari garasi--dalam rumah--. dengan biadab, gue bawa motor itu berjalan terseok-seok sampai ke tempat tambal ban.

"bang, ban belakang bocor".

dengan penuh pengertian, abang tukang tambal ban langsung menangkap maksud hati gue. so sweet deh pokoknya abang itu. pengertian. buat cewek-cewek yang masih mencari pasangan yang pengertian, mungkin abang inilah yang kalian cari.

"ini udah nggak bisa di tempel lagi, bekas tempelan lamanya yang bocor".
apa bedanya nya ban dalam itu dengan hati ini, bang? hati yang selalu bocor di tempat yang sama. yang masih kosong dan hanya di isi oleh angin.

"ganti baru berapa, bang?"

"40rb."

"ya, udah. ganti aja bang."



abang yang penuh pengertian itu memasukan ban dalam dengan birahi tinggi.
di sela-sela kesibukan abang itu mengganti celana dalam ban dalam, gue mulai berpikir keras, gue mau bayar tunggakan listrik pake apa? pake uang. benar. tapi uangnya dari mana? gue punya beberapa opsi dengan resikonya masing masing:

1. nelpon nyokap bilang "ma, listrik mau di putus, udah nunggak tiga bulan. kirimin uang 300rb, kalau nggak listrik diputus hari ini", dengan resiko:
  •    dapat santapan rohani romadhon sebelum waktunya
  •   mendapatkan kiriman uang yang dipinta dengan bonus, uang bulan depan di potong + santapan rohani romadhon sebelum waktunya

2. menjual gadget yang masih ada, dengan resiko:
  •    hilangnya kebebasan nge-tweet dari jamban
  •    berkurangnya sarana nge-modus
  •    kalau sampai ketahuan jual gadget karena menutupi tunggakan listrik sama nyokap, gue bakal dapat santapan rohani romadhon juga -__-
setidaknya, gue bisa bilang gadget gue hilang ke nyokap, selesai perkara. perkara hutang tunggakan. perkara "hilangnya sebuah gadget" akan terus di lanjutkan sampai ke meja hijau oleh nyokap tentunya. 

3. menggadaikan semua kancut gue yang berwarna pink. halah!

untunglah gue punya 'keluarga jadi-jadian'--kami selalu menjadi sebuah keluarga setiap tanggal 15 keatas-- sebutlah namanya seno. gue lalu menelpon seno:

"dimana, cuk?"

"di rumah"

"lo harus bantu gue. gue lagi kena musibah"

"musibah apa, cuk?"

cuk itu maksudnya 'djancuk' bukan 'ucuk'. 'djancuk' adalah panggilan 'sayang' kami sesama keluarga. keluarga akhir bulan tepatnya

"ban motor gue bocor, listrik nunggak tiga bulan jatuh tempo hari ini--nggak bayar putus--, uang nggak ada bayar tunggakan: kiriman belum datang, paket internet-an habis, gebetan entah kemana, pacar nggak punya"

"terus gue harus ngapain?"

"lo harus kayang sambil bilang "sumpeh lo?" dengan gaya abegeh jaman sekarang. ada megang uang nggak? 300rb."

"ada, sih. tiga...ribu"

gue sebenarnya udah tau kalau djancuk satu ini pasti juga lagi krisis keuangan, karena problem ini adalah hak setiap anak kost.

"pinjam ke siapa ya?", gue berbasa-basi.

"...."

"lo kesini aja dulu, bantu gue cari uang." 

"oke. gue mandi dulu" kata seno sok imut.

gue udah nunggu 1000 detik, seno tak kunjung datang, akhirnya gue memutuskan menelponnya lagi. kali ini untuk memastikan bahwa seno bisa menembus kabut asap yang saat ini lagi nge-trend di riau. juga memastikan bahwa seno tak sedang berada di dalam ambulance dengan kondisi kepala pecah, tangan dan kaki berpisah, karena telah menabrak odong-odong gaib yang sedang tugas hari ini.

"udah dimana, cuk?"

"lo butuh uang berapa?"

tak hanya dibutakan, ternyata uang juga membuat tuli seseorang, pemirsah!!.

"300rb."

"tuuut.. tuuuut.. tuuuuut.."

seno ini memang salah satu djancuk terkampret dalam 'keluarga jadi-jadian kami'. perawakannya mirip bastian coboy junior, sementara gue kloningan dari kiki coboy junior. mungkin ini juga salah satu alasan mengapa kami menjadi keluarga jadi-jadian. seno mematikan telpon gue dengan kebiadaban nafsu birahi yang tengah melandanya. 

kanan ke kiri: kloningan seno, kloningan gue.
"udah selesai, bang", abang tambal ban yang penuh pengertian itu menyadarkan lamunan gue yang sedang berada di atas panggung sambil bernyanyi "kau bidadari jatuh dari monas, ketiban emas, tewas.. tewas.."

#MasihMenungguSeno

gue pulang kerumah dengan berjalan tersendat di antara mobil angkot licin berkabut dengan harapan, seno datang ke rumah membawa uang 300rb.

10 menit sudah gue menunggu seno di rumah, akhirnya seno datang.

sesuai namanya, seno ini bukanlah tipe orang yang mempunyai sopan santun saat bertandang ke rumah orang. di tambah lagi dengan zodiak gemini yang membuat sikap non sopan santun nya terlihat begitu klop. tanpa di persilahkan, seno memasuki kamar gue dengan membabi buta dan langsung membuka semua pakaian yang melekat di tubuhnya  menamparkan uang 300rb ke muka gue.

"ini kan yang kamu mau? iya, kan? puas kamu? jawab aku, tet. jawab!"

"kesambet arwah supir odong-odong gaib dimane lo? uang dari mana, cuk? emang bisa ya, ngepet siang hari?"

"pake aja, udah. dibantuin malah kepo"

"yuk ah... temenin gue, ke TPP (tempat pembayaran perkara)"

gue dan seno pergi ke loket pembayaran PLN untuk menebus dosa tunggakan. di atas motor, seno cerita dapat pinjaman uang dari 'junior' kami yang mau mendaftar jadi 'keluarga jadi-jadian'.

"nggak usah curhat deh, cuk. lagi nggak melayani curhat gue"

"bukannya curhat, cuk, itu yang bakal lo bayar awal bulan besok", seno ngambek dengan sempurna.

sesampai di loket pembayaran penebus dosa, seno kembali bertingkah seperti bastian coboy junior. dia sengaja mencari perhatian sekeliling dengan memasukan uang koin ke kotak amal untuk mendapatkan bunyi "teeeeng". seno nyengir setan ke gue. sadar juga punya uang recehan, gue yang disini memerankan tokoh kiki coboy junior, memberi uang recehan kepada seno untuk menambah bunyi "teeeeng".

"teeeeng.. teeeeng... teeeeng... treeeeereengg..."

jomblo langka yang butuh perhatian dan haus kasih sayang seperti seno (dan gue) ini memang sudah seharusnya di basmi rehebilitasi

"listriknya udah nunggak tiga bulan, ya? totalnya 237 ribu. itu udah termasuk pajak kamu selama menjadi jomblo"

"iya, buk. ini" gue membayar semua tunggakan gue dengan uang yang gue dapat dari seno yang seno dapat dari pinjaman kepada 'junior' kami yang dia dapat entah dari siapa. emang gue pikirin?.

PUAS LO, JO--si mas-bertampang mesum yang tadi mau mutusin hubungan gue sama PLN-- ? BUAHAHAHA!, gumam gue dalam hati dengan ekspresi wajah antagonis.

#MotherOfPanikDay sudah berlalu dan gue lalui dengan sempurna :')


17 comments:

  1. mirip sama post gue yg kemarin nih , sama-sama panik haha

    ReplyDelete
  2. "Banyak teman, banyak rezeki". Biarin lah listriknya kalopun di putusin juga, asal jangan putus silaturahmi aja sama 'keluarga jadi-jadiannya'. Lebih ribet kalo gitu jadinya. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. 'keluarga jadi-jadian' gue emang sesuatu deh pokoknya. hahaha

      Delete
  3. buakakak asli bikin ngakak, terutama bagian mau putus sama tukang PLN nya XD

    hiperbola banget sih tapi menghibur wkwkwk >:D *sama sekali gak simpati

    ReplyDelete
  4. hahahaha kocak xD
    Ditunggu kunjungan balik dan follow backnya kakak ^^v >> http://rereninii.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. kesannya kok nggak ikhlas, ya, koment nya? :|

      Delete
  5. Ih gila romantis amat tuh tukang listrik haha, elo kalo ngomong sama cerita itu sama nggak kayak gini ? Lebay sih tapi lucu hehe

    Oiya jancuk itu khas surabaya kan ? Kok dijadiin panggilan kesayangan sih ? Itu kata2 kotor loh, gue sendiri yg asli surabaya jarang pake itu. Coba search di google deh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, nggak gitu lah ngomongnya bro. Utk menambah kesan komedinya aja. 'Djancuk'nya kan pake tanda petik. 'Djancuk' bukan djancuk. Hahaha..

      Delete
  6. Obrolannya romantis amat sama tukang listriknya sob? Mencurigakan neh wakakaka

    BTW, penggemar Jengkol? Sayang banget tuh dituker cuma-cuma, coba kalo dijual apalagi harga jengki skrg lagi lumayan tinggi :p

    Panic Day, gw harep gw gak ngalamin itu deh hehehe (walopun dalam minggu2 ini sering banget panik) -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jengkolnya pabriknya di gue.. jadi nggak takut kehabisan. hahha

      Delete
  7. Jomblo akut lo, masa pacaran sama listrik -_-
    btw, nice post..!

    ReplyDelete
  8. berat ye jadi mahasiswa........

    apalagi kalo gak ada yang merhatiin -.........-

    ReplyDelete

pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak setelah membaca. semoga kita masuk surga.ingat, ini kolom untuk komentar, bukan untuk ninggalin jejak.

Powered by Blogger.