Kerinci - jambi: Negeri di dalam kulkas! (Edisi Penari Lintas)

saya merasa kegiatan jalan-jalan ini sudah menjadi siklus 6 bulanan. 6 bulan yang lalu saya ke titik nol indonesia: sabang, 6 bulan sebelum ke sabang, saya ke negeri laskar pelangi; belitung, dan sekarang saya baru pulang dari kerinci-jambi. tinggal merencanakan 6 bulan yang akan datang saya mau ke mana. mau ke mana aja boleh sih sebenarnya, asal ada uangnya.

fyi: pak damin yang pake seragam SD ini gowes dari lampung ke KM 0
perjalanan saya mulai sore jam 4 dari pekanbaru menuju kota padang sendirian. iya, sendiri. biasa aja, gak usah lebay. enak loh jalan sendiri, bisa singgah di mana ingin singgah; makan lopek bugi yang biasanya hanya saya lewatkan begitu saja, ngopi di kelok sembilan, dan makan martabak mesir di enhaii bukittinggi. seberang enhaii maksudnya. di bukittinggi saya ketemu siat. siat ini teman saya yang kemarin saya kata-katain di instastory karena upload foto captionnya kata-kata motivasi. niatnya saya mau makan martabak mesir sambil ngobrol dan dibayarin sama dia. tapi setelah ngobrol dan dia cerita tentang kepahitan-kepahitan hidup saya bayar sendiri apa yang saya makan. gak tega saya menambah luka di hidupnya. 




jam 10 malam saya sudah sampai di padang. luar biasa. saya pun kaget, ini waktu tercepat selama perjalanan saya ke padang. biasanya saya butuh 7-8 jam. memasuki batas kota saya menelepon orang-orang yang bisa saya ajak ngopi dulu sebelum pulang ke rumah. saya punya rumah di padang. saya menganggapnya seperti rumah saya. padahal itu rumah faren. bukan rumah faren; lebih tepatnya rumah bapaknya. saya menelepon remponggut, dan ario, kemudian saya diarahkan ke barber shop. awalnya saya bingung, saya mau ngopi, bukan cukur jembut. "ngopi ngapa ngopi...." ternyata di lantai dua barber shop itu ada coffe shop. oke. di sana sudah ada ario dan tumi, kemudian menyusul remponggut alias manusiagurita alias banjir hadiah alias reza gutama.

dengan segala keabstrakannya.
selama di coffee shop kami ngomongin hal-hal yang bermanfaat: seperti langkah-langkah untuk membuat karya tulis ilmiah, kiat-kiat agar cepat wisuda, dan bagaimana cara menggunakan tinder untuk pemula dengan banjir hadiah sebagai mentor. 

keesokan harinya saya bertemu banyak teman-teman di padang, anak-anak komunitas lubuk buaya ceperist bersatu. makan, nongkrong, ketawa, ngopi, ngetawain, diketawain, dan ketawa-ketawaan. ah indah sekali, saya hampir lupa kalau saya dan beberapa dari mereka ini masih kuliah saat teman-teman seangkatan kami sudah wisuda semua.



3 hari di padang dengan siklus yang sama, saya mengajak didik ke kerinci. 

padang

"mau ngapain ke kerinci?"

"mau cari dingin"

selama libur ini saya jadi terlatih tidur subuh dan bangun siang. 

"bang, yuk berangkat"

"mmmm.. udah jam berapa?"

"jam 10"

"nanti aja habis dzuhur"

"oke"

perjalanan dari padang ke kerinci akhirnya dimulai jam setengah 2. di sepanjang jalan terasa sejuk, dengan view yang asyik dari perkebunan teh yang cantik. danau, serta hijau-hijau khas daerah perbukitan. jalan-jalan kecil yang penuh tikungan itu ternyata seru juga kalau kita kerasukan jin valentino rossi.  


dinginnya mulai terasa. ah, saya suka. peluk aku dik.... (adik, bukan didik. saya tidak homo. gak tau kalau besok.)




di sepanjang perjalanan akan banyak pemandangan-pemandangan indah yang menyegarkan mata dari kusutnya kota. Jam 9 malam saya dan didik sampai di kerinci. di kerinci ini dinginnya alami. seperti ada AC di atas langit. seperti berada di dalam kulkas. saya bikin kopi panas cuma 3-5 menit langsung dingin, langsung habis. beli martabak dari tempat yang jual ke rumah udah dingin. luar biasa. oh iya, di kerinci kami juga punya teman; namanya deki. anak motor-motor ceper juga. dulu kami ini pemain semua. hobinya jalan-jalan pakai motor ceper, akhirnya punya banyak teman walaupun sekarang sudah tidak pakai motor ceper lagi.

ini motornya deki kerinci. orangnya gak perlu. merusak selera makan saja nanti.
cuma ada 2 tempat yang ingin saya kunjungi di kerinci ini; bukit khayangan, dan bukit tengah. kenapa bukit khayangan? karena bukit khayangan adalah dataran tinggi terpopuler di indonesia tahun 2017. dan benar saja, bukit khayangan ini memang keren sekali banget bagi saya, karena saya memang suka melihat panorama dari ketinggian seperti ini. di sini awan terasa sejajar, bahkan kadang kita seperti lebih tinggi dari awan. tapi tahukah kamu bahwa awan itu fatamorgana?

"Ku lihat ibu pertiwi sedang bersusah hati.. Air matanya berlinang, mas intannya terkenang.. Hutan gunung sawah lautan; simpanan kekayaan.. Kini ibu sedang lara, merintih dan berdoa". . Ibu Pertiwi memang sedang bersusah hati, namun air matanya bukan sekedar berlinang, namun bahkan sudah deras bercucuran berhubung terlalu sedih dan kecewa menyaksikan bahwa bangsa Indonesia sedang asyik memecah-belah demi menghancur-leburkan diri sendiri dalam suasana saling curiga dan saling benci antar warga Indonesia dengan sesama warga Indonesia. Bangsa Indonesia seolah terbius oleh angkara murka hawa nafsu keserakahan sehingga meletakkan kepentingan diri sendiri masing-masing di atas kepentingan negara, bangsa dan rakyat Indonesia. #kerinci #sungaipenuh #jambi #bukitkhayangan #bikepackerkaskus #pesonaindonesia . . . *Ditulis ulang dari postingan http://www.rmol.co/read/2017/05/15/291398/Kulihat-Ibu-Pertiwi-Sedang-Bersusah-Hati-
Sebuah kiriman dibagikan oleh Aprianda effendi (@aperiandi) pada

yang paling tidak bisa saya lupakan adalah perjalanan pulang dari kerinci ke padang. dinginnya sampai bikin tangan saya kaku, mati rasa, tulang-tulang sakit kalau digerakin. dingin maks. daerah paling dingin di kerinci itu kayu aro, daerah perkebunan teh terbesar di sumatera, dan kami hujan-hujanan di sana. siapa sih yang bisa ngelupain hujan-hujanan bareng? :)) (woi, beda konteks anj*ng).

hampir di sepanjang jalan kami kena hujan. kalau basah aja sih gapapa, takutnya membekas menjadi kenangan yang sulit dilupakan :)) ini udah hujan, basah, dingin, airnya menembus kolor lagi. saya jadi ingin masuk neraka saking dinginnya. saya juga bilang ke didik sambil menggigil bawa motor: "pura-pura gak dingin aja ya dik"

untuk meredakan kedinginan, disepanjang jalan kami menyanyikan lagu sayang dan jaran goyang. tanki motor saya tabuh seperti gendang, via vallen dan nella kharisma terbayang-bayang seperti sedang berjoget dalam pikiran. "ooo aaaa oooo eeeeee.... ooo aaaa oooo eeeeee....."


kami sampai di padang jam 12 malam. sebelum masuk kota padang, kami mampir dulu di panorama 'sitinjau lauik'. luar biasa. indah sekali melihat kerlap-kerlip lampu kota dari sini. anehnya saat di foto keindahan itu sirna. akhirnya saya sadar, ada beberapa hal yang hanya bisa dinikmati sendiri saat kita melakukan perjalanan. seperti indahnya hijau-hijau kawasan perbukitan sewaktu digerayangi awan di perbatasan kerinci, juga pemandangan dari bukit tengah dan di atas bukit khayangan juga lebih indah disaksikan oleh mata telanjang. 

"kamera hape u aja yang jelek"

"oh iya juga yaa hehehe"

3 comments:

  1. wow hebring ya petualangannya begitu juah

    ReplyDelete
  2. Keren bang perjalanan motorannya..
    Gak takut dibegal kah..? Denger" sekitar sono kan begalnya banyak..

    ReplyDelete
  3. Woi, belum wisuda dan punya 2 kampus gak usah dibahas kali.

    ReplyDelete

pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak setelah membaca. semoga kita masuk surga.ingat, ini kolom untuk komentar, bukan untuk ninggalin jejak.

Powered by Blogger.