Riding ke 0 Kilometer Indonesia (Pekanbaru - Medan)

"ini beneran kalian mau pergi?"

samar2 terdengar ucapan dari seseorang saat sang gajah baru tersadar dari tidurnya. pertanyaan itu muncul dari ekiq wafred, gitaris hutan lindung. bandnya emang gak terkenal tapi udah punya 2 album. keren kan?. malamnya, tepatnya malam minggu, kami menghancurkan sebuah kafe di pekanbaru dengan suara ultrasonic di beberapa lagu yang kami sumbangkan.


"abang pulang dulu"

"iya bang"

"kalian berangkat jam berapa?"

"jam berapa si tandem bangun aja", ucapku melihat sang tandem masih fokus ngelap iler.


*****
"pan.. pan... yuk ah, udah jam 2"

ipan langsung berdiri, ambil handuk, mandi, dan lihat jam, kemudian mengucapkan kata-kata kasar yang tidak layak didengar anak-anak dibawah umur.

yha, baru jam 10. dudududu~

beli nasi, beli rokok, ganti ban, ganti oli, abis makan langsung berangkat. makan oli.


sebelum berangkat saya sempat ngirim pesan ke WhatsApp mama saya. 

"ma, andi ke medan".. ku tak mengharap balasan.

******

di perjalanan ke medan gak ada kendala berarti. palingan cuma teriknya matahari di lintas timur, dan, betapa brengseknya pengendara2 di lintas timur; motor, mobil, sama aja. teman2 yang mau riding di lintas timur harap selalu waspada. siapkan mental, dan bila perlu siapkan latihan2 ringan sebelum berangkat. kali aja ntar di lintas ada yang ngajak adu jotos.


kami-(saya dan ipan. ekiq wafred pulang kampung, tidak ada dalam cerita ini. hanya numpang tenar)-berangkat dari pekanbaru jam 1 siang, sampai di perbatasan riau - sumut sekitar jam 8 malam. pertama masuk sumut disambut pohon2 sawit dan suasana mencekam. saya hanya bisa berucap dalam hati 'ya allah, sang pemilik bumi, aku berlindung kepadamu dari semua yang ada di muka bumi', sambil baca surat an-nas dan ayat kursi di sepanjang jalan. sebelum masuk sumut sih enak, banyak warung remang2 di pinggir jalan. ehehe.

keluar dari zona mencekam, kami tiba di rantau prapat jam 10 malam. hal yang pertama kali kami lakukan di rantau prapat adalah makan. yha, kami suka makan. di rantau prapat harga makanan masih tergolong normal, 15rb-an. it's okay. sehabis makan kami keliling2 cari penginapan. banyak sih penginapan, tapi kami tetap konsisten untuk keliling2 sambil fokus ke satu pom bensin, nunggu agak sepi: biar bisa minta izin ke security-nya buat numpang nginap di mushalla dengan sedikit mengiba.

malam itu tak kan berlalu dengan damai tanpa autan dan gembok motor. setelah beli gembok dan autan, baru lah kami bisa beristirahat dengan tenang dan damai. yoo man.. 

view from my hotel

paginya kami dibangunkan dengan suara2 tipis dari kakak2 karyawan pom bensin. dengan lembut dia berucap, "bang... bang... jam gembel habis, bang."

kami langsung cuci muka, dan berlalu tanpa mengucap terimakasih. 
*adegan dilakukan oleh profesional, jangan ditiru.

*****
kopi pertama untuk perjalanan kali ini adalah kopi mandailing yang saya sruput di perbatasan rantau prapat. sebenarnya saya gaya-gayaan aja nyoba kopi mandailing, di tenggorokan saya rasa kopi hampir sama saja. biar keliatan gaul aja suka kopi. ehe. sehabis saya minum kopi, dan ipan makan nasi goreng, jam 10 pagi, perjalanan kami lanjutkan dari rantau prapat menuju medan. di sepanjang perjalanan kita akan kembali lagi menikmati teriknya matahari. padahal biasanya kalau di pekanbaru mataharinya dingin, banyak yang jual baju, celana, kolor, dll. kalau matahari dilintas timur panas banget, bikin sakit kepala, harus sering2 minum es kelapa muda di pinggir jalan biar gak adu jotos sama pengendara lainnya. 

di perjalanan dari rantau prapat menuju medan cuma kisaran kota yang saya ingat. kotanya rapi, bersih, indah, asri. di sana saya istirahat sholat makan, minum es kelapa muda, sambil cerita2 ringan tentang mesjid al-aqsha bareng anggota FPI pekanbaru, yang kebetulan ketemu di rumah makan. kisaran keren deh pokoknya, gak kayak tarutung (nanti saya ceritain bagian tarutung, kalau sekarang saya ceritain gak selesai2 saya mengumpat).

ini kisaran

setelah diajak jihad ke palestina oleh anggota FPI, kami melanjutkan perjalanan ke medan perang

"nanti kalau udah di amplas kabari aja", ucap lupi di panggilan WA. lupi, seorang calon dokter yang nyambi jadi tourguide tidak profesional. gak modal banget sih nelpon pake WA.

memasuki kota medan, kami langsung disambut oleh bunyi klakson2 gak jelas, dan macet parah. benar2 menguras emosi dan tenaga. saya pernah baca, katanya 'semakin banyak bunyi klakson di suatu daerah, semakin tidak bahagia penduduknya'. saya dibuat tidak bahagia. benar2 menjengkelkan.  

"pan, telpon lupi pakai WA. sini biar aku yang ngomong". ehehehe. 

"pi, kami udah di amplas"

"tunggu di sekitaran situ aja, biar aku jemput"

"kami langsung ke penginapan aja"

"emang tau jalannya?"

"aku gak sebego itu lupi~. kalau ke ipan ngomong gitu gapapa"

diseberang sana terdengar tawa seorang tourguide tidak profesional, diseberang sini terlihat seonggok muka masam seorang ipan.

kalau kata iklan travelok*, travelok* dulu, traveling kemudian. saya mah enggak. traveling dulu, udah nyampe kotanya baru buka travelok* cari2 penginapan buat referensi. biasanya di dekat penginapan2 traveloka, ada penginapan yang lebih murah. alhasil kami dapat penginapan di seberang mesjid raya medan dengan harga 110rb/malam. lumayan.

kami masuk medan, jam 4 sore, sampai di penginapan 15 menit menjelang maghrib. PADAHAL DI GUGEL MAPS CUMA 13 KM dari perbatasan. masha allah.

*****
malamnya kami tidak kemana-mana, karena emangnya mau kemana? HAHAHA.

saya, ipan, dan lupi, pergi makan karena kami suka makan. termasuk makan teman atau istilah lainnya asu-vora. malam ini rezekinya orang pecel lele. kami makan bertiga 98rb. tapi tenang, makan malam ini diskon 50%, di sponsori oleh yang ngajak. clue-nya calon dokter. 

di sela-sela makan, lupi nyeletuk... 

"kemana ya? saya bingung kalau ada temen yang main ke medan, mau diajak kemana?"

"makan durian aja yuk", sambung lupi, yang disambut anggukan keras dari teman2nya yang suka makan perai.

makan udah, ngerokok juga udah. lupi bukanlah calon dokter yang baik, karena dia aktif membeli dan menghisap rokok. saran saya besok kalau dia udah jadi dokter anak istri kalian jangan dibawa berobat ke tempat prakteknya. selain anak kalian bisa terkena racun rokok, istri kalian bisa terpincut oleh ketampanannya. dan yang lebih parahnya kalau nantinya istri kalian gak mau pulang dan maunya sakit terus. bahaya. jangan. 

entah apa yang terjadi malam itu, tanpa ada angin, dan tanda2 lain yang mengisyaratkan datangnya hujan, tiba2 saja hujan turun dengan lebatnya. baru aja jalan kurang lebih 201 meter dari tempat makan udah neduh lagi. ada kali 2 jama neduh. akhirnya saya berinisiatif untuk membuat instastory untuk memenuhi kebutuhan entertainment.



selepas hujan, keinginan kami untuk makan durian tidak hilang. kami yang dipandu oleh lupi mulai berjalan mengahadapi genangan2 sisa hujan, dan teriakan2 beringas motor2 dan  mobil yang ada di medan (re: klakson). fyi, di medan lampu merah diklakson2in. biar cepat hijau kali, ya?

kami mulai menelusuri tempat2 penjual durian yang ada di medan sambil berkeliling kota medan. dan kedai2 tutup adalah hal yang kami dapat. atau mungkin juga lupi sudah mulai sadar bahwa nanti jika makan durian yang bayar adalah dia, makanya kami diajak ke tempat yang pasti udah tutup. bangsat, kami ketahuan.

"udah pada tutup, ngopi aja yuk", ajak lupi

"interupsi pimpinan, istirahat di penginapan aja yuk, udah capek ini bosku", sanggah ipan.

akhirnya kami pulang ke penginapan, dan memaksa lupi curhat tentang masa lalunya.

*****
besok paginya, saat lupi kembali ke rutinitasnya, saya dan ipan mulai mengembara mencari makan. tujuan kami masih rumah makan padang, karena kami memegang teguh petuah minang yang berbunyi: 'kok salero condong ka nan lamak, mato condong ka nan rancak'.

pilihan kami jatuh ke tempat yang salah. masa iya sekali makan berdua kena 57rb? padahal yang dimakan standar abis bosku, tanpa es teh. dengan uang segitu, harusnya kami sudah bisa menyantuni 4 orang anak kos di akhir bulan. sejak saat itu kami melabeli medan dengan: MAHAL.

perut sudah terisi, kini saatnya untuk mencari tempat yang bisa dikunjungi. berdasarkan kecerdasan seorang mahasiswa extra time, menurut saya hanya ada dua tempat yang wajib dikunjungi di medan sebagai bukti otentik telah sampai di kota medan.

1. Istana Maimun.

sorry to say, tapi bagi saya tidak ada kesan 'wah' yang saya rasakan ketika sampai di istana maimun. tidak tertarik, tapi ya mau kemana lagi? HAHAHA. untuk sekedar bukti otentik, ya, bolehlah.

di dalam ruangan istana maimun terlihat turis2 dari (sepertinya) tiongkok sedang siap siap berpose

2. Lapanga Merdeka.

lagi lagi kebutuhan entertainment untuk mempertahankan eksistensi dijagad sosial media memaksa saya untuk berfoto di sekitaran lapangan merdeka. lapangan merdeka adalah ruang terbuka hijau (?) yang kalau sore di pakai berolahraga buat masyarakat medan. sebagiannya memilih hangout, dan duduk2 gak jelas. semacam lapangan MTQ kalau di pekanbaru.

 ini sebenarnya tulisan lengkapnya M E D A N


*bonus mesjid raya medan, karena tempatnya sangat dekat dengan istana maimun. ehehehe. ehehe. ehe.


untuk teman2 yang suka berpikiran negatif, ketahuilah bahwa saya sebelum berfoto ini sudah menyempatkan diri untuk sholat di mesjid. gak cuma numpang foto.


kami ketemu lupi lagi. dia sudah kembali, tapi masih bungkam soal masa lalunya dengan si anu. malamnya kami keliling2 lagi, memaksakan diri untuk menikmati kota medan yang tak bisa dinikmati. bangunan2 tinggi agung podomoro grup mulai berdiri, klakson2 tak pernah berhenti, sepertinya aku tak kan kembali lagi kesini.

malam itu di akhiri dengan ngopi-ngopi cantik, segelas kopi harus kami tebus 40rb. udah terlanjur duduk.

bagian medan - aceh - sabang ntar ya.. lagi saya tulis ini. wkwkwk

6 comments:

  1. kebayang capainya tapi kalau suka pasti akan menyenangkan

    ReplyDelete
  2. Wah seru sekali ya bisa jalan-jalan begitu. :)

    ReplyDelete
  3. Touring itu asik banget, cuma koordinasinya harus kuat, aku kemarin tubrukan motor karena leader touringnya telat ngasih aba2, yah jadi pengalaman sih

    ReplyDelete
  4. boleh juga ia lain kali bisa ajak-ajak kalau mau jalan jalan gini

    ReplyDelete

pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak setelah membaca. semoga kita masuk surga.ingat, ini kolom untuk komentar, bukan untuk ninggalin jejak.

Powered by Blogger.