Tes Keperawanan, Perlukah?

perlu kalian ketahui, sewaktu menulis ini gue dalam keadaan tidak perawan: karena gue perjaka. dan masih polos. jujur, gue jadi dilema untuk memilih antara setuju atau tidak dengan di adakannya tes keperawanan ini. 

sekira 2 hari yang lalu, karena gue punya twitter, gue lihat di timeline banyak yang panik dengan berita akan di adakannya tes keperawanan yang setelah gue kepo-in ternyata berasal dari pernyataan kadisdik prabumulih, sumatera selatan. namanya Rasyid. nama facebook-nya (mungkin) rasSyid AdJaH. pernyataan pak rasyid ini sebenarnya hanya (baru sekedar) wacana: yang akan mengadakan tes keperawanan untuk siswi baru tahun 2014, di prabumulih, mengingat banyaknya kasus mesum dan praktek prostitusi yang seringkali melibatkan siswi SMA. di facebook, gue cuma lihat laba-laba yang udah bahagia bersama keluarganya. i hope you know about that.

kalau di suruh memilih antara perlu atau tidaknya tes keperawanan, gue agak bingung. karena masih ada yang perlu di pertimbangkan dan masih banyak yang masih penting dari sekedar keperawanan saja.

yang perlu di pertimbangkan: 
  1. dengan di adakannya tes keperawanan, akan membuat seseorang malu jika sudah tidak perawan: setidaknya menekan angka perbuatan zinah yang jelas-jelas merupakan dosa besar.
  2. membuat kaum perempuan lebih berhati-hati dan menjaga kesuciannya.
  3. dan, mungkin ada beberapa lagi hal positifnya. segala sesuatu selalu ada hal positifnya. iya.
yang masih penting dari sekedar keperawanan:
  1. korupsi uang rakyat yang sudah menjadi budaya.
  2. keamanan dan kesejahteraan rakyat indonesia timur dan perbatasan.
  3. berat badan gue yang bertambah pasca hari raya idul fitri
 jangan tanya berapa kilo berat badan gue, tapi tanya apa yang telah kalian beri untuk bangsa ini.

sementara itu, menurut MUI (pamekasan, jawa timur): Tes Keperawanan Perlu Masuk Undang-Undang. berikut beberapa poin dari MUI yang gue kutip dari KOMPAS.com:

"Jika di sekolah ada siswa yang mau naik kelas kemudian tidak perawan karena seks bebas, sekolah merasa tercoreng di tengah-tengah masyarakat karena tidak mampu memperbaiki moral anak didiknya".

"keperawanan tidak harus digeneralisasi karena persoalan hubungan seks saja. Dokter ataupun ahli keperawanan tahu ciri-ciri orang yang tidak perawan karena seks bebas, karena kecelakaan, ataupun karena olahraga berat".  

"keperawanan yang berkaitan dengan hubungan seks saja yang diatur untuk tes masuk sekolah, sedangkan bagi yang karena kecelakaan ataupun karena olahraga tetap diberikan peluang untuk lulus seleksi". 

sumber: http://regional.kompas.com/read/2013/08/20/1259325/MUI.Tes.Keperawanan.Perlu.Masuk.Undang-undang

sedangkan menurut aktivis perempuan: Pejabat yang Harus Tes Kewarasan.

JAKARTA, KOMPAS.com — Menanggapi wacana adanya tes keperawanan di kota Prabumulih, Sumatera Selatan, aktivis perempuan, Tunggal Prawestri, menilai seharusnya pejabat pemerintah yang seharusnya dites tingkat kewarasannya. Dengan demikian, para pejabat diharapkan bisa membuat kebijakan yang lebih rasional dan lebih sensitif gender.

"Yang seharusnya dites itu para pejabat (yang mewacanakan kebijakan tersebut). Dites kewarasannya. (Mereka) Juga perlu melewati tes kompetensi dalam membuat kebijakan," ujarnya, Rabu (21/8/2013) di Jakarta... lanjutannya baca: http://nasional.kompas.com/read/2013/08/21/1414186/Soal.Tes.Keperawanan.Aktivis.Perempuan.Pejabat.yang.Harus.Tes.Kewarasan  

lain MUI, lain aktivis perempuan, lain pula tanggapan ICW. apalagi tanggapan para jomblo. menurut ICW: Anggaran Tes Keperawanan Akal-akalan Pemda.

"Tes (keperawanan) ini terlalu mengada-ada. Untuk menghabiskan anggaran karena saking banyaknya dana sehingga menyelenggaran kegiatan-kegiatan yang tidak relevan (dengan hal akademis)".

"APBD seharusnya digunakan untuk memeratakan pendidikan dan bukan digunakan untuk kegiatan yang tidak berdasar, dan bertentangan dengan UU Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)". 

"Kami khawatir anggaran untuk tes tersebut menjadi akal-akalan Pemda untuk dikorupsi".
sumber: http://nasional.kompas.com/read/2013/08/21/1346319/ICW.Anggaran.Tes.Keperawanan.Akal-akalan.Pemda
Indonesia terkorup kedua di Asean, ketiga di Asia dan keenam di dunia.  
 nah, semalam, ada salah satu followers gue *cie gitu*, yang setelah kami (anggap aja) diskusi kan, menurut pendapatnya sekolah cuma bertugas membagi ilmu dan mental untuk siswa-siswi. lagian, itu kan wilayah pribadi, tidak pantas untuk di publikasikan.

deccy: tidak jomblo, namun masih menerima proposal pacaran. piss deccy :D
beginilah indonesia, jika ada orang yang berwacana kontroversi, akan banyak timbul asumsi dari apa yang mereka lihat di media. bijaklah memilih media untuk di jadikan referensi. hanya referensi. 

jadi sekarang apakah kamu masih mempermasalahkan keperawananku? *kabur*

7 comments:

  1. buset kurang kerjaan banget ya, segala keperawanan lah harus di tes. trus klo udah g perawan mo dia apain, kan lamah bikin repot sendiri. negara kita terlalu sibuk memikirkan hal2 yang kurang penting...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku rasa klo tujuanny utk menekan/ menghilangkan angka prostusi, seks bebas di kalangan remaja langkah ini tidak tepat, bahkan salah sama sekali. Akan lebih baik kalau melalui pendekatan pendidikan dan pembimbingan kepada anak, baik di rumah, masyarakat dan juga sekolah

      Delete
    2. ya beginilah kita indonesia, bro. makanya besok pilih gue jadi presiden. hahaha untuk indonesia yang lebih baik.

      Delete
  2. iya ini keliatannya agak lebay. ngurusin tempat 'gelap' aja belum kelar, malah bikin proyek tes keperawanan-_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. loh, kan tes keperawanan itu juga di daerah gelap. heuheu..

      Delete
  3. Ah aneh-aneh aja, proyek MRT selesaiin dulu, jakarta macet selesaiin dulu, terus bilang sama orang Jakarta kalau Jakarta itu juga termasuk Jawa. Begitu aja deh saran buat pemerintah, toh keperawanan nggak mempengaruhi apa2.

    ReplyDelete

pembaca yang baik selalu meninggalkan jejak setelah membaca. semoga kita masuk surga.ingat, ini kolom untuk komentar, bukan untuk ninggalin jejak.

Powered by Blogger.